Selasa, 07 Februari 2012

Contoh Cerpen Remaja


Aku Tunggu Kamu Disini


Karya : Arlyta Caesar Chairunnisa

                Sewaktu kelas satu SMA Lyta jatuh cinta diam-diam sama Kevin, kakak kelasnya yang duduk dibangku kelas tiga. Kevin sosok yang tampan, berwibawa dan sangat populer di SMA Harapan. Sebagai, Kapten tim basket sudah pasti ia banyak penggemarnya. Disamping populer Kevin juga termasuk dalam jajaran siswa terbaik karena ia selalu mendapat peringkat pertama dalam bidang akademik maupun non akademik.

                “Pagi Lyta,” sapa Rezty teman sebangkunya.
Dengan muka setengah mengantuk Lyta menjawab sapaan sahabatnya itu,”Pagi juga,Rez. Tumben banget datang pagi, biasanya telat mulu.”
“Enak aja, Lo,” tukas Rezty. 
“Rez, sini deh Gue mau cerita,” kata Lyta tiba-tiba.
“Cerita apa? Tunggu Gue tebak pasti mau cerita si Mochi (sebutan untuk Kevin oleh Lyta),ya kan,” jelas Rezty. “Haha.. Tau aja Lo. Yaialah siapa lagi kalo bukan dia,” kata Lyta.
“Kemarin Gue bela-belain pulang sore hanya untuk ngeliat dia latihan basket. Aduh kayaknya makin hari dia makin keren aja. Mmmmh…  Kapan ya, Gue bisa jadi pacarnya,” curhat Lyta.
“Setiap hari kayaknya cuma dia ya, yang ada di otak Lo. Heran Gue, tapi nilai tetep bagus ya, biasanya kan kalo ada orang lain kayak Lo pasti nilai-nilainya udah turun cuma buat mikirin hal nggak penting kayak gitu,” jelas Rezty pada sahabatnya.
“Ia dong, pelajaran sama urusan asmara harus dibedain, hahaha….” kata Lyta.
Teeeet....  teeeet….! Bel berbunyi tanda jam pelajaran pertama akan dimulai.
Suasana  kantin dalam keadaan ramai. Jam kantin sudah menunjukkan pukul 09:45 dan saatnya para siswa-siswi beristirahat. Ada yang makan, minum, ngobrol, pacaran, dan bahkan ada yang hanya nongkrong sambil melepas penat sehabis belajar. Lyta duduk dekat warung mie ayam bersama Rezty. Menurut Lyta duduk disini adalah tempat paling pas untuk mengamati sang kapten basket yang sedang istirahat bersama teman-temannya.
“Hei makan nggak ngajak-ngajak,”kata Raka.
Dan Kevin yang sedang asik makan semangkuk baso langsung sontak tersedak,”Uhuk.. uhuk.. Eh, Lo Ka ngagetin Gue aja,” kata Kevin sambil mengelap mulutnya dengan tisu.
“Hahaha maaf, Vin. Lo sih ke kantin nggak ngajak-ngajak Gue,”kata Raka.
“Penting ngajak Lo, hahaha…” kata Kevin bercanda.
“Pentinglah. Vin, nanti sore latihan basket nggak?” Tanya Raka.
“Gue nggak latihan mau nemenin mama Gue,” kata kevin.
“Nemenin ke Mall ya,haha,” kata Raka.
“Sok tahu, Lo. Latihan diganti sabtu sore,bilangin ke yang lain ya,” tukas Kevin.
“Sip Kapten.”
“Hahaha,” tiba-tiba Lyta tertawa dengan bahagianya.
“Kenapa Lo?” tanya Rezty.
“Itu Kevin lagi makan tiba-tiba kesedak makanan gara-gara dikagetin temannya.”
“Ya ampun, kirain apaan.”
Rezty lalu, melanjutkan makan bersama sahabat sekaligus teman sebangkunya ini. Mereka selesai makan tepat ketika bel masuk berbunyi dan menandakan pelajaran selanjutnya akan dimulai. Lyta meninggalkan kantin dengan wajah bahagia. Selama pelajaran, Lyta tak henti-hentinya tersenyum sendiri hingga membuat teman sebangkunya merasa aneh dengan tingkah laku Lyta.
“Lyt.. Lyt.. Lytaaaa..” panggil Rezty.
“Eh, ia kenapa Rez?” sahut Lyta.
“Lo udah mulai nggak waras ya, gara-gara Kevin. Daritadi senyum-senyum sendirian. Awas nanti kesambet penghuni kelas ini Lo,” kata Rezty.
“Biarin deh,yang penting kesambet cinta.”
  Teeeet.... teeeet…. teeeet…. ! Bel berbunyi menandakan waktu pulang sekolah. 15:20 adalah jam pulang sekolah SMA Harapan. Yang punya pacar langsung pulang dianter pacar. Yang nggak bawa motor nebeng sama teman sampe rumah. Ada juga yang menunggu di halte untuk naik bus. SMA Harapan adalah salah satu sekolah unggulan di Jakarta. Sekolahnya sangat luas dan besar. Siswa-siswinya berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Dan kebanyakan dari kalangan orang berada. Disekolah ini terdapat lapangan futsal, basket, dan voli yang cukup luas. Lapangan parkir disekolah ini dapat menampung mobil, motor, dan sepeda.
Lyta pulang sekolah bersama Rezty. Lyta mengendarai sendiri mobil jazz putihnya. Lyta adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya laki-laki bernama Arga. Arga sedang mengambil jurusan arsitektur di salah satu kampus ternama di Australia. Lyta merasa kesepian tanpa kakaknya dirumah, tapi ia beruntung mempunyai sahabat seperti Rezty.
Mobil memasuki kompleks elite disalah satu daerah di Jakarta selatan. “Alhamdullilah sampe juga kita,” kata Lyta.
“Oke makasih ya my best udah nganterin aku pulang.”
“Sama-sama. Yaudah turun.”
“Oh, iya. Hehe..”
Pintu mobil terbuka dan Rezty keluar dari dalam mobil sahabatnya. Ia keluar dari dalam mobil dan langsung menutup pintu mobil. “ Hati-hati ya,say. Jangan ngebut bawa mobilnya,” kata Rezty pada sahabatnya. “Iya, Gue balik ya. Daaaaah.”
Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang. Lyta sedang mengendarai mobil menuju arah pulang. Dan tiba-tiba, ia melihat mobil Kevin menuju arah rumahnya. Ia sontak kaget dan terkejut melihat apa yang dilihatnya. Dan didalam mobil ia berkata pada dirinya sendiri, “Oh My God, itu kan mobil Kevin mau apa dia kearah rumah Gue.”
“Mah.. Mamah. Ayo, cepat nanti keburu sore,” kata Kevin pada mamanya.
“Iya,Sayang.”
“Kita mau kemana  sih mah?”
“Kerumahnya tante Evi, itu mamanya Lyta teman kecil kamu. Mereka itu tetangga kita dulu. Masih ingat nggak?”
“Lyta, Siapa lagi? Udah lupa, ma.”
“Waktu itu keluarganya Lyta pindah ke Australia karena papanya Lyta ada dinas disana. Dan sekarang mereka udah balik lagi ke Indonesia. Kemarin mama ketemu tante Evi di salon,lalu dia ngajak mama suruh main kerumahnya.”
“Oh gitu.”
“Wajar aja kalo kamu udah lupa,secara sembilan tahun nggak ketemu.”
“Yaudah ayo berangkat, Mah.”
“Ia sayang. Rumahnya di komplek Rancamaya blok K dan rumahnya nomor 27A, Jakarta Selatan. Jangan nyasar ya, Vin.”
“Oke sip.”
Setelah memarkir mobil dibagasi Lyta langsung masuk rumah. “Assalamualikum.”
“Waalaikumsalam, sayang,” sahut Mama Lyta.
“Mmmmh.. Mama masak apa baunya enak banget.”
“Mama masak lasagna, sayang.”
“Tumben biasanya Mama bikin lasagna cuma kalo ada tamu aja. Emang hari ini siapa yang mau datang Ma?”.
“Tetangga lama.”
“Tetangga lama, siapa?”
“Udah nanti kamu lihat sendiri aja.”
“Oke, aku ganti baju dulu deh.”
“Assalamualikum.”
“Waalaikumsalam. Eh, tamu jauh udah datang. Sama siapa Nin?”
“Itu sama Kevin.”
Kevin langsung memberi salam dan mencium tangan tante Evi. “Apa kabar,tan? Udah lama nggak ketemu.”
“Ini, Kevin. Ya ampun udah gede makin ganteng aja. Dulu masih kecil suka main sepeda sama Arga. Ayo, masuk-masuk jangan malu-malu.”
“Ia,tante.”
Tante Nindia dan Kevin langsung dipersilahkan duduk oleh Mama Lyta. Sambil duduk dan sedikit berbincang-bincang, tiba-tiba Mama Kevin melihat foto keluarga yang digantung di dinding. “Itu Arga sama Lyta kan.” “Ia itu fotonya Arga sama Lyta,”jawabnya . “Masih kecil saja cantik, pasti besarnya juga cantik,”tambah Mama Kevin.
“Haha bisa aja kamu, Nin,” jawab Mama Lyta.
“Mau minum apa? Kevin diam saja daritadi, capek ya??”
“Ah, nggak tante. Aku minum apa saja tan.”
“Oke, tunggu sebentar ya.”
Lyta yang sedang asik mendengarkan musik dari i-Phone kesayangannya, tiba-tiba terkejut karena Mamanya masuk kamar tanpa mengetuk pintu.
“Lyta, ayo turun daripada dikamar aja. Ada tamu dibawah turun dong bantuin Mama,”kata Mama Lyta.
“Tamu siapa sih,aku ngantuk mah,” jawab Lyta malas.
“Ayo cepet dong sayang masa anak perempuan males gitu,”kata Mama merayu Lyta untuk turun.
 Akhirnya Lyta terpaksa mengikuti kemauan Mamanya untuk turun dari kamarnya. Ia langsung menuju dapur dan meminum jus apel kesukaannya.
“Lyt, ini bantuin Mama bawa teh sama klapetart ke ruang tamu.”
“Malu mah,” sahut Lyta manja.
“Malu sama siapa lagi. Udah ayo mama temenin.”
Di ruang tamu  Kevin sedang asik sms-an dengan temennya ketika Mama Lyta datang. “Maaf ya, udah nunggu lama. Abis manggil Lyta, aduh males kalo disuruh Mamanya,” kata Mama Lyta sedikit kesal. “Ahh, sama aja Kevin juga suka males kalo disuruh,” sambung Mama Kevin sambil sedikit tersenyum.
Dari dapur ia membawa nampan berisi dua cangkir teh manis dan dua piring kecil berisi klapetart buatan Mama Lyta. Ketika ia menuju masuk keruang tamu, ia langsung terpaku ketika melihat Kevin sang Kapten Basket di sekolahnya sekarang ada diruang tamu rumahnya. Dalam hati ia berkata,”Oh My God, itu Kevin.” Dia berdiri terpaku seperti patung dalam beberapa detik dan tersadar ketika suara yang tak asing lagi terdengar,ya Mamanya membangunkan dirinya dari lamunan. “Lyt… Lyt... Lyta… Kamu kenapa ngelamun disini?,”kata Mamanya mengagetkan. “Iiiaaaa Mah, aku nggak ngelamun,”sahut Lyta ragu.
Lyta lalu langsung ke ruang tamu dan menyuguhkan makanan dan minuman kepada tamunya. Mama Kevin langsung berkata,”Ini pasti Lyta kan? Apa kabar?”.
“Ia tante aku Lyta. Aku baik, Tante. Silakan di minum tehnya,”kata Lyta gugup.
“Lyt, itu Kevin teman kecil kamu salaman dong,” kata Mama Lyta.
“Ia kenalan dong Lyt. Sembilan tahun nggak ketemu pasti udah lupa,” Mama Kevin menambahkan.
Kevin tanpa disuruh langsung berdiri dan menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Lyta. Ia tersenyum ketika pertama kali melihat Lyta muncul tadi dengan membawa nampan berisi dua cangkir teh manis dan dua piring kecil berisi klapetart, lalu menyuguhkannya. Dalam situasi seperti ini jantung Lyta serasa mau copot karena kalo ia boleh berteriak, ia akan berteriak dan berkata,”Tuhan dia orang yang aku suka sejak pertama masuk SMA ada dihadapanku.”
“Lyta.”
“Kevin.”
Mereka berdua saling bersalaman dan tersenyum satu sama lain. Lyta langsung melepaskan tangannya dari genggaman Kevin. Dan suasana jadi mencair ketika Mama Lyta mulai bercerita tentang banyak hal. Hari sudah semakin sore, Kevin dan Mamanya pamit pulang.
“Oke, aku balik dulu ya, Vi. Lyta kapan-kapan main kerumah.”
“Ia, tante hati-hati ya dijalan.”
Senyuman itu terasa begitu nyata. Selembar kertas berukuran sedang dengan gambar seorang gadis kecil berumur 6 tahun yang sedang tersenyum sambil bergandengan tangan dengan anak laki berkemeja putih yang berumur 8 tahun. Kevin tersenyum melihat foto yang sedang dilihatnya.
 “Kamu masih sama seperti dulu cantik. Sembilan tahun lalu waktu yang cukup lama untuk melupakan semuanya. Seandainya kamu nggak pernah pindah mungkin sekarang kita sudah bersama dan menjadi sepasang kekasih.”
Kevin ternyata telah menyukai Lyta sejak mereka masih kecil. Kevin selalu ingin berada dan berdiri disampingnya untuk melindungi gadis kecilnya itu. 
2 Bulan kemudian
Semenjak hari itu kevin jadi dekat dengan Lyta. Kedekatan itu membuat Lyta senang dan otomatis Rezty harus lebih sabar lagi dalam mendengarkan curahan hati sahabatnya. Lyta menganggap kedekatan itu sebuah awal yang baik bagi hubungannya dengan Kevin apalagi semenjak Lyta sadar bahwa Kevin adalah teman kecilnya. Hal itulah yang membuat hubungan mereka semakin erat. Akhirnya satu bulan setelah kedekatan mereka, Kevin memberanikan diri menyatakan perasaannya kepada gadis kecilnya itu. Karena hubungan yang mereka jalin menjadi berita yang menghebohkan dan membuat para penggemar Sang Kapten patah hati. Yang membuat berita ini menghebohkan adalah satu sekolah tahu bahwa Kevin si tampan memilih pasangan tidak sembarangan dan ia cenderung setia.
Kedua orang tua mereka menyetujui hubungan mereka. Setiap hari mereka pergi dan pulang sekolah bersama. Tapi, sekarang ada masalah lain yang mengganjal hati Kevin. Masalahnya adalah ia harus memilih mengambil beasiswa ke luar negeri selam 4 tahun atau tetap disini bersama Lyta. Hal itu membuat Kevin bingung untuk memilih.
Sabtu  malam, di bukit bintang yaitu sebuah taman indah yang apabila dilihat pada malam hari sangat indah dan bisa melihat bintang. Kevin mengajak kekasihnya pergi kesana. Ia memulai percakapan.
“Lyt.. aku mau ngomong sesuatu!”
“Ia, ngomong aja.”
“Dengerin ya, sampe aku selesai bicara.”
“Yaa, sayang.”
“Aku dapat beasiswa ke Amerika jurusan kedokteran selama 4 tahun. Aku bingung harus gimana, aku ambil beasiswa itu atau aku cari kuliah di Jakarta aja.”
“Kenapa harus bingung. Seharusnya, kamu bersyukur karena bisa dapat beasiswa itu banyak orang pengen dapetin itu tapi nggak bisa.”
“Ia aku bersyukur banget malah. Tapi gimana sama hubungan kita?”
“Yang terbaik buat kamu pasti terbaik buat aku. Aku akan selalu dukung kamu. Kamu Sembilan tahun setia menunggu aku dan sekarang empat tahun itu nggak masalah, asalkan kita saling setia.”
Sambil menggenggam tangan Lyta, Kevin kemudian berkata,”You are my everything, still here and waiting for me.”
“Aku tunggu kamu disini.”
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar