Selasa, 07 Februari 2012

Contoh Cerpen Remaja


Aku Tunggu Kamu Disini


Karya : Arlyta Caesar Chairunnisa

                Sewaktu kelas satu SMA Lyta jatuh cinta diam-diam sama Kevin, kakak kelasnya yang duduk dibangku kelas tiga. Kevin sosok yang tampan, berwibawa dan sangat populer di SMA Harapan. Sebagai, Kapten tim basket sudah pasti ia banyak penggemarnya. Disamping populer Kevin juga termasuk dalam jajaran siswa terbaik karena ia selalu mendapat peringkat pertama dalam bidang akademik maupun non akademik.

                “Pagi Lyta,” sapa Rezty teman sebangkunya.
Dengan muka setengah mengantuk Lyta menjawab sapaan sahabatnya itu,”Pagi juga,Rez. Tumben banget datang pagi, biasanya telat mulu.”
“Enak aja, Lo,” tukas Rezty. 
“Rez, sini deh Gue mau cerita,” kata Lyta tiba-tiba.
“Cerita apa? Tunggu Gue tebak pasti mau cerita si Mochi (sebutan untuk Kevin oleh Lyta),ya kan,” jelas Rezty. “Haha.. Tau aja Lo. Yaialah siapa lagi kalo bukan dia,” kata Lyta.
“Kemarin Gue bela-belain pulang sore hanya untuk ngeliat dia latihan basket. Aduh kayaknya makin hari dia makin keren aja. Mmmmh…  Kapan ya, Gue bisa jadi pacarnya,” curhat Lyta.
“Setiap hari kayaknya cuma dia ya, yang ada di otak Lo. Heran Gue, tapi nilai tetep bagus ya, biasanya kan kalo ada orang lain kayak Lo pasti nilai-nilainya udah turun cuma buat mikirin hal nggak penting kayak gitu,” jelas Rezty pada sahabatnya.
“Ia dong, pelajaran sama urusan asmara harus dibedain, hahaha….” kata Lyta.
Teeeet....  teeeet….! Bel berbunyi tanda jam pelajaran pertama akan dimulai.
Suasana  kantin dalam keadaan ramai. Jam kantin sudah menunjukkan pukul 09:45 dan saatnya para siswa-siswi beristirahat. Ada yang makan, minum, ngobrol, pacaran, dan bahkan ada yang hanya nongkrong sambil melepas penat sehabis belajar. Lyta duduk dekat warung mie ayam bersama Rezty. Menurut Lyta duduk disini adalah tempat paling pas untuk mengamati sang kapten basket yang sedang istirahat bersama teman-temannya.
“Hei makan nggak ngajak-ngajak,”kata Raka.
Dan Kevin yang sedang asik makan semangkuk baso langsung sontak tersedak,”Uhuk.. uhuk.. Eh, Lo Ka ngagetin Gue aja,” kata Kevin sambil mengelap mulutnya dengan tisu.
“Hahaha maaf, Vin. Lo sih ke kantin nggak ngajak-ngajak Gue,”kata Raka.
“Penting ngajak Lo, hahaha…” kata Kevin bercanda.
“Pentinglah. Vin, nanti sore latihan basket nggak?” Tanya Raka.
“Gue nggak latihan mau nemenin mama Gue,” kata kevin.
“Nemenin ke Mall ya,haha,” kata Raka.
“Sok tahu, Lo. Latihan diganti sabtu sore,bilangin ke yang lain ya,” tukas Kevin.
“Sip Kapten.”
“Hahaha,” tiba-tiba Lyta tertawa dengan bahagianya.
“Kenapa Lo?” tanya Rezty.
“Itu Kevin lagi makan tiba-tiba kesedak makanan gara-gara dikagetin temannya.”
“Ya ampun, kirain apaan.”
Rezty lalu, melanjutkan makan bersama sahabat sekaligus teman sebangkunya ini. Mereka selesai makan tepat ketika bel masuk berbunyi dan menandakan pelajaran selanjutnya akan dimulai. Lyta meninggalkan kantin dengan wajah bahagia. Selama pelajaran, Lyta tak henti-hentinya tersenyum sendiri hingga membuat teman sebangkunya merasa aneh dengan tingkah laku Lyta.
“Lyt.. Lyt.. Lytaaaa..” panggil Rezty.
“Eh, ia kenapa Rez?” sahut Lyta.
“Lo udah mulai nggak waras ya, gara-gara Kevin. Daritadi senyum-senyum sendirian. Awas nanti kesambet penghuni kelas ini Lo,” kata Rezty.
“Biarin deh,yang penting kesambet cinta.”
  Teeeet.... teeeet…. teeeet…. ! Bel berbunyi menandakan waktu pulang sekolah. 15:20 adalah jam pulang sekolah SMA Harapan. Yang punya pacar langsung pulang dianter pacar. Yang nggak bawa motor nebeng sama teman sampe rumah. Ada juga yang menunggu di halte untuk naik bus. SMA Harapan adalah salah satu sekolah unggulan di Jakarta. Sekolahnya sangat luas dan besar. Siswa-siswinya berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Dan kebanyakan dari kalangan orang berada. Disekolah ini terdapat lapangan futsal, basket, dan voli yang cukup luas. Lapangan parkir disekolah ini dapat menampung mobil, motor, dan sepeda.
Lyta pulang sekolah bersama Rezty. Lyta mengendarai sendiri mobil jazz putihnya. Lyta adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya laki-laki bernama Arga. Arga sedang mengambil jurusan arsitektur di salah satu kampus ternama di Australia. Lyta merasa kesepian tanpa kakaknya dirumah, tapi ia beruntung mempunyai sahabat seperti Rezty.
Mobil memasuki kompleks elite disalah satu daerah di Jakarta selatan. “Alhamdullilah sampe juga kita,” kata Lyta.
“Oke makasih ya my best udah nganterin aku pulang.”
“Sama-sama. Yaudah turun.”
“Oh, iya. Hehe..”
Pintu mobil terbuka dan Rezty keluar dari dalam mobil sahabatnya. Ia keluar dari dalam mobil dan langsung menutup pintu mobil. “ Hati-hati ya,say. Jangan ngebut bawa mobilnya,” kata Rezty pada sahabatnya. “Iya, Gue balik ya. Daaaaah.”
Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang. Lyta sedang mengendarai mobil menuju arah pulang. Dan tiba-tiba, ia melihat mobil Kevin menuju arah rumahnya. Ia sontak kaget dan terkejut melihat apa yang dilihatnya. Dan didalam mobil ia berkata pada dirinya sendiri, “Oh My God, itu kan mobil Kevin mau apa dia kearah rumah Gue.”
“Mah.. Mamah. Ayo, cepat nanti keburu sore,” kata Kevin pada mamanya.
“Iya,Sayang.”
“Kita mau kemana  sih mah?”
“Kerumahnya tante Evi, itu mamanya Lyta teman kecil kamu. Mereka itu tetangga kita dulu. Masih ingat nggak?”
“Lyta, Siapa lagi? Udah lupa, ma.”
“Waktu itu keluarganya Lyta pindah ke Australia karena papanya Lyta ada dinas disana. Dan sekarang mereka udah balik lagi ke Indonesia. Kemarin mama ketemu tante Evi di salon,lalu dia ngajak mama suruh main kerumahnya.”
“Oh gitu.”
“Wajar aja kalo kamu udah lupa,secara sembilan tahun nggak ketemu.”
“Yaudah ayo berangkat, Mah.”
“Ia sayang. Rumahnya di komplek Rancamaya blok K dan rumahnya nomor 27A, Jakarta Selatan. Jangan nyasar ya, Vin.”
“Oke sip.”
Setelah memarkir mobil dibagasi Lyta langsung masuk rumah. “Assalamualikum.”
“Waalaikumsalam, sayang,” sahut Mama Lyta.
“Mmmmh.. Mama masak apa baunya enak banget.”
“Mama masak lasagna, sayang.”
“Tumben biasanya Mama bikin lasagna cuma kalo ada tamu aja. Emang hari ini siapa yang mau datang Ma?”.
“Tetangga lama.”
“Tetangga lama, siapa?”
“Udah nanti kamu lihat sendiri aja.”
“Oke, aku ganti baju dulu deh.”
“Assalamualikum.”
“Waalaikumsalam. Eh, tamu jauh udah datang. Sama siapa Nin?”
“Itu sama Kevin.”
Kevin langsung memberi salam dan mencium tangan tante Evi. “Apa kabar,tan? Udah lama nggak ketemu.”
“Ini, Kevin. Ya ampun udah gede makin ganteng aja. Dulu masih kecil suka main sepeda sama Arga. Ayo, masuk-masuk jangan malu-malu.”
“Ia,tante.”
Tante Nindia dan Kevin langsung dipersilahkan duduk oleh Mama Lyta. Sambil duduk dan sedikit berbincang-bincang, tiba-tiba Mama Kevin melihat foto keluarga yang digantung di dinding. “Itu Arga sama Lyta kan.” “Ia itu fotonya Arga sama Lyta,”jawabnya . “Masih kecil saja cantik, pasti besarnya juga cantik,”tambah Mama Kevin.
“Haha bisa aja kamu, Nin,” jawab Mama Lyta.
“Mau minum apa? Kevin diam saja daritadi, capek ya??”
“Ah, nggak tante. Aku minum apa saja tan.”
“Oke, tunggu sebentar ya.”
Lyta yang sedang asik mendengarkan musik dari i-Phone kesayangannya, tiba-tiba terkejut karena Mamanya masuk kamar tanpa mengetuk pintu.
“Lyta, ayo turun daripada dikamar aja. Ada tamu dibawah turun dong bantuin Mama,”kata Mama Lyta.
“Tamu siapa sih,aku ngantuk mah,” jawab Lyta malas.
“Ayo cepet dong sayang masa anak perempuan males gitu,”kata Mama merayu Lyta untuk turun.
 Akhirnya Lyta terpaksa mengikuti kemauan Mamanya untuk turun dari kamarnya. Ia langsung menuju dapur dan meminum jus apel kesukaannya.
“Lyt, ini bantuin Mama bawa teh sama klapetart ke ruang tamu.”
“Malu mah,” sahut Lyta manja.
“Malu sama siapa lagi. Udah ayo mama temenin.”
Di ruang tamu  Kevin sedang asik sms-an dengan temennya ketika Mama Lyta datang. “Maaf ya, udah nunggu lama. Abis manggil Lyta, aduh males kalo disuruh Mamanya,” kata Mama Lyta sedikit kesal. “Ahh, sama aja Kevin juga suka males kalo disuruh,” sambung Mama Kevin sambil sedikit tersenyum.
Dari dapur ia membawa nampan berisi dua cangkir teh manis dan dua piring kecil berisi klapetart buatan Mama Lyta. Ketika ia menuju masuk keruang tamu, ia langsung terpaku ketika melihat Kevin sang Kapten Basket di sekolahnya sekarang ada diruang tamu rumahnya. Dalam hati ia berkata,”Oh My God, itu Kevin.” Dia berdiri terpaku seperti patung dalam beberapa detik dan tersadar ketika suara yang tak asing lagi terdengar,ya Mamanya membangunkan dirinya dari lamunan. “Lyt… Lyt... Lyta… Kamu kenapa ngelamun disini?,”kata Mamanya mengagetkan. “Iiiaaaa Mah, aku nggak ngelamun,”sahut Lyta ragu.
Lyta lalu langsung ke ruang tamu dan menyuguhkan makanan dan minuman kepada tamunya. Mama Kevin langsung berkata,”Ini pasti Lyta kan? Apa kabar?”.
“Ia tante aku Lyta. Aku baik, Tante. Silakan di minum tehnya,”kata Lyta gugup.
“Lyt, itu Kevin teman kecil kamu salaman dong,” kata Mama Lyta.
“Ia kenalan dong Lyt. Sembilan tahun nggak ketemu pasti udah lupa,” Mama Kevin menambahkan.
Kevin tanpa disuruh langsung berdiri dan menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Lyta. Ia tersenyum ketika pertama kali melihat Lyta muncul tadi dengan membawa nampan berisi dua cangkir teh manis dan dua piring kecil berisi klapetart, lalu menyuguhkannya. Dalam situasi seperti ini jantung Lyta serasa mau copot karena kalo ia boleh berteriak, ia akan berteriak dan berkata,”Tuhan dia orang yang aku suka sejak pertama masuk SMA ada dihadapanku.”
“Lyta.”
“Kevin.”
Mereka berdua saling bersalaman dan tersenyum satu sama lain. Lyta langsung melepaskan tangannya dari genggaman Kevin. Dan suasana jadi mencair ketika Mama Lyta mulai bercerita tentang banyak hal. Hari sudah semakin sore, Kevin dan Mamanya pamit pulang.
“Oke, aku balik dulu ya, Vi. Lyta kapan-kapan main kerumah.”
“Ia, tante hati-hati ya dijalan.”
Senyuman itu terasa begitu nyata. Selembar kertas berukuran sedang dengan gambar seorang gadis kecil berumur 6 tahun yang sedang tersenyum sambil bergandengan tangan dengan anak laki berkemeja putih yang berumur 8 tahun. Kevin tersenyum melihat foto yang sedang dilihatnya.
 “Kamu masih sama seperti dulu cantik. Sembilan tahun lalu waktu yang cukup lama untuk melupakan semuanya. Seandainya kamu nggak pernah pindah mungkin sekarang kita sudah bersama dan menjadi sepasang kekasih.”
Kevin ternyata telah menyukai Lyta sejak mereka masih kecil. Kevin selalu ingin berada dan berdiri disampingnya untuk melindungi gadis kecilnya itu. 
2 Bulan kemudian
Semenjak hari itu kevin jadi dekat dengan Lyta. Kedekatan itu membuat Lyta senang dan otomatis Rezty harus lebih sabar lagi dalam mendengarkan curahan hati sahabatnya. Lyta menganggap kedekatan itu sebuah awal yang baik bagi hubungannya dengan Kevin apalagi semenjak Lyta sadar bahwa Kevin adalah teman kecilnya. Hal itulah yang membuat hubungan mereka semakin erat. Akhirnya satu bulan setelah kedekatan mereka, Kevin memberanikan diri menyatakan perasaannya kepada gadis kecilnya itu. Karena hubungan yang mereka jalin menjadi berita yang menghebohkan dan membuat para penggemar Sang Kapten patah hati. Yang membuat berita ini menghebohkan adalah satu sekolah tahu bahwa Kevin si tampan memilih pasangan tidak sembarangan dan ia cenderung setia.
Kedua orang tua mereka menyetujui hubungan mereka. Setiap hari mereka pergi dan pulang sekolah bersama. Tapi, sekarang ada masalah lain yang mengganjal hati Kevin. Masalahnya adalah ia harus memilih mengambil beasiswa ke luar negeri selam 4 tahun atau tetap disini bersama Lyta. Hal itu membuat Kevin bingung untuk memilih.
Sabtu  malam, di bukit bintang yaitu sebuah taman indah yang apabila dilihat pada malam hari sangat indah dan bisa melihat bintang. Kevin mengajak kekasihnya pergi kesana. Ia memulai percakapan.
“Lyt.. aku mau ngomong sesuatu!”
“Ia, ngomong aja.”
“Dengerin ya, sampe aku selesai bicara.”
“Yaa, sayang.”
“Aku dapat beasiswa ke Amerika jurusan kedokteran selama 4 tahun. Aku bingung harus gimana, aku ambil beasiswa itu atau aku cari kuliah di Jakarta aja.”
“Kenapa harus bingung. Seharusnya, kamu bersyukur karena bisa dapat beasiswa itu banyak orang pengen dapetin itu tapi nggak bisa.”
“Ia aku bersyukur banget malah. Tapi gimana sama hubungan kita?”
“Yang terbaik buat kamu pasti terbaik buat aku. Aku akan selalu dukung kamu. Kamu Sembilan tahun setia menunggu aku dan sekarang empat tahun itu nggak masalah, asalkan kita saling setia.”
Sambil menggenggam tangan Lyta, Kevin kemudian berkata,”You are my everything, still here and waiting for me.”
“Aku tunggu kamu disini.”
TAMAT

Rabu, 01 Februari 2012

Contoh Cerpen Menurut Pengalaman Pribadi


Kisah ini berdasarkan pengalaman nyata dari Cho Kyuhyun, member Super Junior. Dia menceritakan kisah ini melalui sebuah wawancara di acara televisi local Korea. Saya pun berinisiatif membuatnya menjadi versi cerita pendek . Check this out

                                                                                                ***
My Destiny Girl

September 2007
Kyuhyun berjalan tergopoh-gopoh menyusuri koridor rumah sakit menuju meja resepsionis. Saat ini dia sedang menjalani terapi pemulihan pasca kecelakaan mobil parah yang menimpanya dan member Super Junior yang lain. Tapi malangnya, Kyu-lah yang mengalami luka paling parah. Kecelakaan itu hampir merenggut nyawa, karir dan suaranya. Ia sempat jatuh koma 4 hari karena luka parah dibagian paru-paru. Tulang rusuknya patah dan menusuk paru-parunya dan sedikit masuk ke tenggorokan. Bisakah kau membayangkannya? Betapa beruntungnya Kyu karena tulang rusuk itu tidak mengenai pita suaranya. Aset yang paling berharga bagi seorang penyanyi seperti dia.
Setelah sampai di meja resepsionis dan membayar tagihan pengobatan, Kyu melihat sekeliling. Ada beberapa orang yang duduk menunggu di sofa diseberang meja resepsionis dan dia melihatnya. Dia melihat seorang gadis cantik yang sedang mengantri dibelakangnya dan langsung memperhatikannya.
Gadis  itu berambut panjang dan mungil. Ya Tuhan, puncak kepalanya hanya mencapai bahu Kyu. Merasa diperhatikan, gadis itu menoleh kearah Kyu dengan pandangan tidak nyaman. Kyu langsung pura-pura membaca laporan kesehatan yang sedang dipegangnya dengan muka memerah.
Ada sesuatu yang salah dalam diriku. Ya, aku yakin itu. Aku sangat tertarik pada perempuan itu padahal baru hari ini aku bertemu dengannya. Dan mengapa jantungku tiba-tiba berdetak cepat sekali?  Batin Kyu dalam hati.
***
Ketika sampai di dorm (asrama) Super Junior, dia masih memikirkannya. Kyu yang tadi nya hiperaktif tiba-tiba berubah jadi pendiam pada malam itu juga.
Merasa ada sesuatu yang janggal terjadi pada juniornya, member-member yang lain segera menghampirinya.
“Hei Kyu, hari ini kau sedikit berbeda. Ada yang salah denganmu?” Tanya Heechul khawatir.
Kyu hanya tersenyum menjawab pertanyaan hyungnya (sebutan laki-laki untuk memanggil laki-laki yang lebih tua).
“Kyu? Kau kenapa? Sakit diparu-parumu kambuh lagi?” Tanya Donghae sambil meletakkan telapak tangannya di dahi Kyu, bermaksud mengecek suhu tubuhnya.
“Tidak Donghae hyung. Aku baik-baik saja. Aku…aku hanya merasakan ada sesuatu yang salah dengan otakku.” Jawab Kyu
Kyuhyun pun menceritakan kejadian dirumah sakit tadi kepada member yang lain. Mereka hanya cengengesan mendengar cerita itu dan beranggapan Kyuhyun sangat polos sekali.
“Ah Kyuhyunnie, itu namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Kau ini bagaimana sih?” Celetuk Shindong sambil nyengir.
“Ah ternyata adik kecil kita sudah besar yah. Sudah mengenal yang namanya wanita cantik. Hahahaha” Ledek Eunhyuk.
“Liat saja besok. Kalau kau bertemu dengannya lagi, itu berarti takdir. Karena pertemuan pertama adalah kebetulan sementara pertemuan-pertemuan berikutnya adalah takdir.” Ujar Leeteuk sambil tersenyum.
Kyu hanya cemberut malu dengan pipi yang memerah mendengar komentar-komentar yang diberikan hyung-hyungnya.
Oke. Jika besok aku bertemu lagi dengan dia, aku menyimpulkan bahwa itu takdir. Yah, aku ingat kata-kata yang diucapkan Leeteuk hyung tadi. I do believe in fate and love at first sight. Batin Kyu.
***
Keesokan harinya setelah selesai menjalani terapi, Kyuhyun segera berjalan menuju meja resepsionis dan berharap bisa ‘bertemu’ dengan gadis itu lagi. Hari ini dia memakai hoodie agar tidak dikenali orang.
Kyu melihat sekeliling dan ternyata orang yang dicarinya tidak ada. Merasa bodoh, Kyupun berjalan menuju sofa diseberang meja resepsionis.
Ternyata ini hanya sebuah kebetulan belaka. Batin Kyu kecewa.
Lalu seperti slow motion di film-film, Ketika Kyu sedang duduk dengan raut wajah kecewa disofa, tiba-tiba ada seorang gadis yang muncul diujung koridor sebelah meja resepsionis.
Seperti menangkap sinyal dari gadis itu, kyu langsung menoleh dan dia melihatnya. Lagi. Dan gadis itu juga melihat kearah Kyu. Otomatis mereka saling bertatap-tatapan. Kyu langsung menunduk malu dan tersenyum senang.
Ah itu dia! My destiny girl! Semoga dia masih mengingat wajahku yang tampan ini. hehehe  teriak Kyu didalam hati.
Lalu dia, dengan jantannya, menghampiri gadis itu.
“Hai.” Sapa Kyuhyun kikuk.
“Hai. Kau kan yang kemarin mengantri didepanku?” jawab gadis itu sambil tersenyum ramah.
“Ah. i..iya. ternyata kau masih ingat juga.” Balas Kyuhyun gugup.
“Hmm…oke. Aku tidak bisa berlama-lama disini, aku harus pergi. Annyeong haseyo.” Kata gadis itu sambil membungkukkan badan dan berjalan menuju pintu keluar rumah sakit.
“Hei tunggu!” cegah Kyu sambil menarik tangan ‘destiny girl’nya itu.
“Ya? “
“Boleh aku minta nomor teleponmu?” Tanya Kyu.
Oh ayolah. Masa kau tidak mengenaliku sih? Aku ini Cho Kyuhyun! Member Super Junior! Apakah kau tidak mempunyai televisi di rumah? Batin Kyu
“Nomor telepon? Maaf aku tidak bisa memberikannya. Aku…aku sudah mempunyai pacar.” Jawab ‘destiny girl’ itu malu-malu.
“Ah. Kau sudah mempunyai pacar rupanya” Balas Kyu menelan ludah dan menahan malu.
“Ya. Maaf yah. Aku pergi dulu yah. Sampai jumpa lagi” Kata gadis itu tersenyum kikuk dan langsung berjalan, lebih tepatnya setengah berlari, menuju pintu keluar.
Kyuhyun yang merasa seperti orang bodoh hanya bisa berdiri menahan malu. Beberapa orang yang kebetulan melihat kejadian itu hanya bisa tersenyum menahan tawa dan beberapa lainnya seperti mengatakan ‘yang sabar yah’ untuk Kyu. Kyuhyun merasa sangat beruntung orang-orang itu tidak mengenalinya sebagai ‘Kyuhyun-nya Super Junior’. Dia akan merasa bodoh sekali kalau ada gossip yang beredar karena kejadian ini.
Ya Tuhan aku bahkan belum mengetahui namanya batin Kyu sedih.
Merasa menjadi pusat perhatian, Kyu langsung berjalan menuju pintu keluar dengan muka merah seperti tomat busuk.
Setelah kejadian itu, Kyuhyun bersumpah tidak mau lagi menyukai orang yang baru pertama ditemuinya. It hurts him.
Aku harus melupakan my destiny girl. batin Kyu sedih.
***

November 2007
Hari ini Super Junior mengadakan jumpa fans dan fansigning. Kyuhyun duduk disebelah Eunhyuk. Fans-fans mengatri untuk mendapatkan tanda tangan member favoritnya. Fans berbaris mejadi satu barisan yang panjang dan diujung barisan terpecah menjadi 13 barisan kecil berdasarkan jumlah member dan harus memilih member favorit mereka.
Kyuhyun tersenyum kepada fans-fans yang berbaris didepannya. Sambil menyapa mereka dan sedikit berbincang, mata Kyuhyun melihat satu barisan fans di barisan belakang dan…..
DANG!!!
Ternyata destiny girl-nya ada diantara kerumunan fans dibelakang dan ikut mengantri. Ia masih berda di satu barisan besar. Kyuhyun penasaran dimanakan dia akan memilih barisan kecil? Di barisan iakah atau dibarisan member lain?
Ah kenapa dia ada disini? Apakah dia sudah putus dengan pacarnya dan ingin bersamaku? Ya Tuhan inikah yang dinamakan takdir? Batin Kyu senang sekali.
Dengan senyum penuh arti, Kyuhyun tetap menandatangani CD album mereka yang disodorkan fans-fansnya. Ia dengan sabar menunggu giliran destiny girl-nya meminta tanda tangannya. Ia yakin kalau destiny girl-nya akan ikut berbaris di barisannya bukan dibarisan member lain.
Destiny girl pun semakin lama semakin dekat dengan ujung barisan besar. Tinggal 5 orang lagi didepannya dan ia harus memilih member favoritnya.
Kyuhyun tegang. Jantungnya seperti ingin keluar dari dadanya.
Tinggal tiga orang lagi.
Dua orang lagi
Dan….
Destiny girl pun memilih member favoritnya dan……
Ia berjalan ke barisan kecil didepan EunHyuk yang duduk persis disebelah Kyuhyun.
Kyuhyun menatapnya. Gadis itu seperti mengabaikan kehadiran dirinya. Seperti tidak mengenalinya. Seperti tidak pernah mengalami kejadian di rumah sakit. Gadis itu dengan malu-malu menyodorkan albumnya dan meminta tanda tangan EunHyuk.
“Ah Eunhyuk oppa kau tampan sekali.” Kata gadis itu malu.
“Terima kasih.” Balas Eunhyuk tersenyum.
Mendengar percakapan itu membuat Kyuhyun merasa kecewa. Kenapa Eunhyuk? Kenapa bukan dirinya?
Kyuhyun tetap menandatangani album dengan senyum dipaksakan dan membalas obrolan fans dengan sekenanya. Dia kecewa sekali. Kecewa untuk yang kedua kalinya. Kecewa karena seseorang yang bahkan ia tidak tahu namanya.
Dia memang ditakdirkan bukan untuk diriku. Good bye my destiny girl.
***
Cho Kyuhyun^^


Lee Hyukjae (Eunhyuk) ^^

This short story version is created by:
Tiastika Mauliza

All credit goes to her!

Contoh Hikayat Sastra Melayu Klasik


Hikayat Indraputera

Indraputera, putra Maharaja Bikrama Puspa adalah seorang putera yang sangat arif bijaksana, lagi terlalu perkasa dan saktinya. Tetapi nasibnya mula-mula tidak seberapa mujur. Semasa masih kecil, ia telah diterbangkan oleh sekor merak emas. Ia jatuh di suatu taman dan dipelihara oleh nenek kebayan. Sesudah beberapa lama ia diangkat menjadi anak perdana menteri.
Tersebutlah perkataan Raja Syahsian tiada mempunyai seorang anak. Pada suatu hari baginda pergi berburu dan melihat seekor kijang menangisi ibunya yang telah dipanah mati. Baginda terharu dan ingin berputera. Kemudian terdengar khabar bahwa di sebuah gunung yang jauh ada tinggal seorang maharesi pertapa yang terlalu sakti, Berma Sakti namanya. Barang siapa ingin beranak boleh meminta obat daripadanya. Akan tetapi, karena tempat gunung terlalu jauh dan harus melewati hutan rimba yang penuh dengan binatang buas, tiada seorang pun yang sanggup pergi ke gunung itu. Indraputera menawarkan diri untuk pergi ke gunung itu.
Maka pergilah Indraputera mencari obat itu. Bermacam-macam pengalaman dialami. Ia pernah bertemu dengan tengkorak yang dapat berkata-kata, membunuh raksasa dan bota yang makan manusia. Ia juga pernah mengunjungi negeri jin Islam, negeri yang penghuninya kera belaka dan kalau siang hari menjadi manusia. Ia bersahabat dengan anak raja-raja yang berasal dari golongan manusia dan jin. Berbagai hikmat diperolehnya; ada hikmat yang dapat menciptakan negeri langkap dengan segalanya, menciptakan angin ribut, menghidupkan orang yang telah mati. Akhirnya sampai ia di gunung tempat pertapaan Berma Sakti. Berma Sakti memberikan obat kepada Indraputera; di samping itu Indraputera juga diajar berbagai hikmat. Berkata Berma Sakti kepada Indraputera,” Hai anakku, pejamkan matamu dan citalah barang yang engkau kehendaki niscaya sampailah ke tempat itu”.
Indraputera memejamkan matanya. ketika dibuka matanya, ia sudah ada kembali di kebun nenek kebayan di negerinya.
Raja Syahsian dan perdana menteri sangat gembita. Setelah memakan obat yang dibawa Indraputera, yaitu sekuntum bunga tunjung, permaisuri hamillah dan melahirkan seorang anakyang elok parasnya yang dinamakan Tuan Puteri Indra Seri Bulan. Pada suatu ketika Indraputera dituduh berbuat jahat dengan dayang-dayang istana dan akhirnya Indraputera dibuang di sebuah negeri yang kotanya terbuat dari batu hitam. Raja negeri ini sangat memuliakan Indraputera dan memberikan hadiah sehelai kain yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit kepada Indraputera.
Tuan Puteri Indra Seri Bulan pun besarlah. Ramai anak raja yang datang meminang tuan puteri. Tidak lama kemudian, tuan puteri pun sakit dan semua tabib istana tidak dapat menyembuhkan. Maka gong pun dipalu,” Barang siapa dapat mengobati tuan puteri, jika hina sekalipun bangsanya akan diangkat menjadi menantu raja.” Indraputera muncul dan menyembuhkan tuan putri. setelah dengan berbagai masalah yang menerjang akhirnya Indraputera dapat meminang Tuan Puteri Indra Seri Bulan.

Contoh Cerpen Remaja

Senyuman Terindah dan Terakhir
     
    Raja Perdana, itulah nama sahabat yang selalu hadir dalam kehidupanku. Aku sangat mengenal Raja, dialah sosok jiwa yang kukagumi. Ia selalu tegar menghadapi cobaan yang menerpanya. Senyumannya yang indah selalu bisa meluluhkan hatiku saat aku sedang menasehatinya. Nilai rapornya tidak pernah merah. Namun, waktu untukku dapat menemuinya dalam keadaan sadar semakin berkurang. Penyakit berbahaya yang telah bertahun-tahun menyerangnya, membuat Raja lebih sering berada di ruang yang penuh rumah sakit dan Raja tidak lagi melakukan aktivitas yang biasa dilakukan anak seusiaku. Penyakit yang dialami Raja juga pernah dirasakan ibunya, yang telah lama berpulang ke sisi Allah.
     Setelah beranjak pergi dari bangunan tempat proses pembelajaran, biasanya aku pulang bersama sahabatku, Raja, sekarang aku hanya sendiri menyusuri jalanan sepi.
     Aku pulang ke rumah, mengganti baju, dan segera menuju ke supermarket, untuk membeli buah-buahan.
“Ga…” terdengar sebuah suara menyapaku dari belakang. Saat aku berbalik, terlihat sesosok pria tinggi, berumur sekitar lima puluhan.
“Ehh… Om Anton, beli buah juga ya? Gimana keadaan Raja, apa dia udah sadar?” tanyaku waswas.
“Iya, Oom beli buah juga untuk Raja. Alhamdullillah sekarang Raja udah sadar. Toga  mau menjenguk Raja, ya?” jawab Om Anton sambil bertanya balik.
“Iya, Om.”
“Kalau gitu, bareng om aja. Oom juga mau ke rumah sakit,” tawar Om Anton.
“Iya Om, Toga ikut sama Om Anton.” jawabku.
     Sebelum menuju ke rumah sakit, aku dan Om Anton menuju ke sebuah toko bunga hidup. Aku memilih tiga batang bunga anggrek putih, dan Om Anton memilih serangkaian bunga anggrek merah muda. Setelah membayar bunga yang dipilih, kami langsung menuju ke rumah sakit.
“Weyyy  Raja…” kataku sembari mendekapnya penuh kerinduan. Kesepianku terobati, bibirku yang tadinya datar karena nilai ulanganku yang di bawah standar, menjadi sebuah lengkungan atau tepatnya menjadi sebuah senyuman.
“Ja… kamu cepat sembuh ya. Aku rindu saat-saat bersama kamu beberapa tahun lalu. Sepi. Itulah yang aku rasakan selama ini, Raja…” kataku usai mendekapnya, dengan mata yang berkaca-kaca.
“Kamu gak usah khawatir aku pasti sembuh, ya, kan, Pa?” jawabnya sambil tersenyum ramah, lalu menoleh kearah ayahnya.
Om Anton hanya mengangguk dan mengiyakan ucapan anak semata wayangnya itu. Om Anton selalu terlihat sedih jika ia menatap Raja. Walaupun Raja berkata seperti itu, aku tetap khawatir kepadanya. Ia selalu menutupi hal yang sebenarnya selalu  menyiksanya.
    Hari berganti hari. Keadaan Raja seakan tak dapat diselamatkan. Darah yang keluar dari hidungnya semakin sering dan semakin banyak keluar dengan sia-sia. Hatiku makin perih, apalagi Om Anton, ia takut kehilangan Raja yang akan genap berusia empat belas tahun.
***
Seperti biasanya, hari ini pun aku akan pergi ke rumah sakit. Huh… siang ini sang mentari bersinar dengan sesukanya, sepertinya ia tega membakar kulit makhluk hidup yang hanya berpayungkan langit.
    Sesampainya di rumah sakit, aku melihat Raja seperti makhluk yang tak berdaya, hidung, mulut, dan telinganya mengeluarkan darah yang tak hentinya mengalir. Dokter,dan perawat berusaha menghentikan darah yang mengalir. Hatiku getir. Tak kuasaku menahan tangisan ini, begitu juga dengan Om Anton yang tak hentinya memanjatkan doa ke hadirat Tuhan. Bibir Raja sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tapi sulit baginya untuk menggerakkannya, hanya menangis yang dapat Raja lakukan. Setelah itu kulihat senyuman terindah dari bibirnya.
     Tak lama hal itu berlangsung, nafas, serta detak jantung Raja berhenti. Tuhan sudah berkehendak. Hal yang paling ditakuti Om Anton akhirnya terjadi. Langit yang berwarna cerah berubah kelabu, tetesan kristal berjatuhan dari langit.
“Rajaaaaa…” teriakku berbarengan dengan Om Anton. Raja telah menyusul ibunya. “Raja… selamat tinggal, suatu saat aku akan ke sana dan menemui-mu”.
 ***
     Beberapa tahun sudah berlalu. Aku pergi ke toko bunga hidup, kali ini aku membeli serangkaian bunga anggrek. Lalu pergi ke TPU untuk berziarah ke makam sahabatku, Raja. Tidak sulit bagiku untuk mencari makam Raja, hanya beberapa meter dari gerbang TPU. Dari gerbang kulihat seseorang berada berada di makam Raja. Kuperhatikan orang itu. Beberapa saat kemudian, ia berdiri dan beranjak dari makam Raja.
     Akupun melanjutkan perjalananku menuju makam Raja. Saat berpapasan ternyata orang itu adalah Om Anton. Ia menyapaku dan tersenyum, lalu ia bilang padaku bahwa Raja ada di sini. Aku terkejut, mungkin Om Anton hanya  bercanda. Aku hanya tersenyum, dan berjalan menuju makam Raja.
     Kuletakkan serangkaian bunga anggrek yang kubeli tadi di atas makam Raja. Aku mengucapkan selamat ulang tahun dan selamat hari kasih sayang pada Raja. Dan aku pandangi batu nisan tempat nama sahabatku diabadikan.
     Tiba-tiba terlihat sesosok bayangan di depanku atau lebih tepatnya seseorang. Wajahnya mirip dengan sahabatku, ia tersenyum padaku. Senyuman itu mengingatkanku pada senyuman terakhir Raja. Kubalas senyum itu, seketika ia menghilang.
Mungkinkah itu Raja. . . . .

contoh


 
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA
GELANGGANG REMAJA
Jalan Yos Sudarso 25 Tanjung Priuk Telp. 021-43930554 Fax.021-43566542
Jakarta 14300






Nomor             : 32/67/1.857.5                                               27 November 2011
Hal                  : Mohon ijin


Yth. Bapak/Ibu guru
SMA Negeri 80
di tempat

Sesuai dengan program pembinaan peran serta masyarakat terhadap pemuda, dengan ini Unit Pengelola Gelenggang Remaja Jakarta Utara akan mengadakan kegiatan Wisata Religi tahun 2011, yang akan dilaksanakan pada

            tanggal                        : 28, 29, dan 30 September 2011
            waktu              : 08.00 sampai dengan selesai
            tempat             : Pondok Pesantren Suralaya Sumatra Utara
           
Dengan ini mohon bantuan Bapak/Ibu guru kiranya dapat memberikan ijin kepada Toga Paruhum Siregar untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.


                  KEPALA UNIT PENGGELOLA
                GELANGGANG REMAJA JAKARTA UTARA



                                                                  Drs. Mulliner Sitanggang, M.Si